Tuesday, March 26, 2013

Potensi Ikan Air Tawar di Distrik Mamberamo Hilir Kabupaten Mamberamo Raya

Tulisan ini menarik untuk diangkat, karena penulis ingin membagi informasi bahwa Papua memiliki potensi yang sangat besar dan masih belum banyak yang dikelola secara baik. Mungkin sedikit berlebihan, namun jika mengutip lagu yang dipopulerkan oleh Edo Kondologit, yang salah satu bagian liriknya berbunyi “Tanah Papua tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi, Seluas tanah sebanyak madu, adalah harta harapan” rasanya ini bukan pernyataan lirik lagu semata, karena Tanah Papua yang kaya bukanlah sebatas lagu saja tapi kenyataan.

Jika memandang Papua, kebanyakan dari kita berpikir bahwa Papua kaya akan hutannya, minyak, gas ataupun bahan tambang lainnya. Dalam tulisan ini, penulis sedikit membagikan informasi tentang kekayaan Papua yang belum banyak diangkat namun menarik untuk dibagikan, yaitu Potensi ikan air tawar di distrik Mamberamo Hilir,  Kabupaten Mamberamo Raya.

Potensi ikan air tawar di Kabupaten Mamberamo Raya sangat melimpah. Potensi ini ditunjang dengan keberadaan Sungai Mamberamo yang membentang dari selatan ke utara yang membelah wilayah Kabupaten Mamberamo Raya. Dari sekian banyak jenis ikan air tawar, salah satunya adalah mujair yang dikenal dengan nama latin Tilapia mossambica.  

Ikan mujair memiliki prospek pasar yang menjanjikan sebab kebutuhan konsumen akan ikan air tawar terus meningkat. Berdasarkan pengalaman penulis di Kota Manokwari, trend mengkonsumsi ikan mujair baik dalam bentuk dibakar atau digoreng terus mengalami peningkatan. Mungkin diperlukan data yang akurat untuk membuktikan pernyataan ini, namun sepintas jika melihat beberapa warung makan yang menyajikan menu lalapan ikan mujair tampak selalu dipadati pengunjung baik untuk makan siang ataupun makan malam. 







 Ikan Mujair Bakar yang dijual di warung (Lokasi : Jayapura) 


Dari diskusi penulis dengan pemilik warung (Pantura 2) di Manokwari, diperoleh informasi bahwa stock ikan mujair yang selama ini dijual berasal dari Makasar dan Surabaya. Pada waktu tertentu, stok ikan mujair dapat mengalami kelangkaan. Pada bulan Febuari 2013  diketahui bahwa stok ikan mujair di Manokwari menjadi sangat terbatas. Akibat keterbatasan stok ikan mujair, terpaksa pemilik warung menjual ikan gurami. Namun demikian cita rasa ikan mujair dan ikan gurami jauh berbeda, walaupun keduanya tetap merupakan jenis ikan air tawar. 



 Klasifikasi harga ikan mujair lalapan pada warung ketika mengalami kelangkaan stok dibedakan atas 2, yaitu mujair biasa dan super. Mujair biasa dihargai Rp. 25.000-35.000 per porsi, sedangkan klas Super dihargai dengan kisaran Rp. 35.000-45.000,-. Pada waktu-waktu sebelumnya, dimana ketersediaan ikan mujair masih cukup banyak, klasifikasi ukuran mujair untuk ukuran biasa rata-rata mencapai 300-500 g dengan harga per porsi Rp 20.000,-, sedangkan ukuran super dapat mencapai 1000 g dengan ukuran panjang 35-40 cm dihargai Rp. 30.000 per porsi.


Info dari pemilik warung bahwa keterbatasan stok ikan mujair disebabkan karena kurangnya suplay dari luar. Sumber ikan mujair untuk wilayah Papua (terlebih khusus Manokwari) berasal dari Surabaya dan Makasar. Dugaan sementara penulis bahwa keterbatasan stok ikan di Manokwari juga dipengaruhi oleh factor iklim terutama tingginya curah hujan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan kolam pembudidayaan ikan mujair mengalami kebanjiran sehingga petani ikan terpaksa harus memanen lebih awal walaupun belum saatnya untuk dipanen. Tingginya curah hujan dan cuaca yang tidak menentu juga cendrung menghambat arus transportasi barang dari Jawa ke Papua-terlebih khusus Manokwari, demikian juga arus transportasi untuk mengangkut ikan mujair dari Surabaya dan Makasar ke  Manokwari. Stok ikan mujair yang biasanya berasal dari supplier di Manokwari dalam bentuk ikan beku, namun di berbeda dengan Jayapura dimana Ikan Mujair ditempatkan dalam akuarium dan pembeli dapat memilih langsung ikan segar yang akan dibakar atau digoreng.

Berbicara stok ikan air tawar, terutama mujair, penulis ingin sedikit membagi informasi tentang potensi ikan mujair di salah satu daerah di Papua, yaitu Kabupaten Mamberamo Raya. Potensi perikanan di Kabupaten Mamberamo Raya cukup menjanjikan. Tidak semua daerah di Mamberamo Raya memiliki potensi perikanan air tawar yang melimpah, namun diketahui bahwa beberapa distrik terutama distrik yang berada di derah pesisir dan juga kampung-kampung yang berada di daerah pinggiran sungai memiliki potensi ikan air tawar yang sangat menjanjikan. 

Potensi Perikanan Air Tawar di Distrik Mamberamo Hilir

Salah satu distrik dengan potensi ikan air tawarnya adalah distrik Mamberamo Hilir. Distrik ini memiliki luas wilayah mencapai  2.633,38 Km²  yang memiliki 8 kampung yaitu Trimuris, Baudi (Trimuris II), Bagusa, Swaseso, Kapeso, Warembori dan Yoke.  Ibu kota distrik Mamberamo Hilir terletak di kampung Trimuris. 

 

 

 

 
 

Keberadaan sungai Mamberamo dan sungai-sungai lainnya serta beberapa danau yang mengitari kampung-kampung  yang ada dengan potensi perikanan yang berlimpah memudahkan masyarakat dalam mendapatkan hasil tangkapan mulai dari berbagai jenis ikan air tawar seperti ikan mujair (Tilapia mossambica), tawes (Puntius javanicus), sembilang (Paraplotosus sp), dan udang serta buaya,  terutama pada kampung-kampung yang jauh dari muara dan pesisir pantai seperti kampung Trimuris, Kapeso, Bagusa. Sedangkan pada kampung-kampung yang berada di muara dan pesisir  seperti kampung Warembori dan Yoke  berbagai jenis ikan laut seperti ikan kakap, tengiri, ikan hiu dan lain-lain, banyak diperoleh masyarakat dari hasil tangkapan.

 

 

  Dari 8 kampung yang ada, Kampung Bagusa  adalah salah satu kampung yang menjadi pusat produksi ikan air tawar.  Kampung ini tepat berada di pinggiran sungai Mamberamo.  Kampung Bagusa dapat hanya dicapai dengan menggunakan alat transportasi sungai speed boat ataupun longboat. Terdapat juga Kapal Motor Marthen Indey yang sering merapat di kampung ini untuk mengangkat penumpang dari Kasonaweja  (Ibu Kota Kabupaten Mamberamo Raya) ke Jayapura, ataupun sebaliknya.  

 

 

 

Aktivitas pasar akan tampak ketika Kapal Motor Marthen Indey mulai merapat di kampung ini dimana  ikan air tawar yang paling banyak dipasarkan. Jenis-jenis ikan yang dipasarkan baik dalam bentuk segar / basah maupun ikan asin. Rata-rata ikan air tawar yang dijual berkisar antara Rp. 50.000- 100.000 per ikatan tali. Satu ikatan tali terdiri dari 5-6 ekor ikan baik itu mujair, tawes ataupun ikan Sembilan. Jika dihitung harga perekornya maka kira-kira harga per ekor adalah Rp. 10.000 dengan bobot rata-rata per ekor adalah 1 kg. Ukuran ini untuk jenis ikan mujair namun untuk ikan tawes dan sembilang bobot per ekornya dapat melebih 1 kg.  

Pada saat kapal merapat, banyak penumpang kapal yang membeli ikan yang dijual oleh masyarakat setempat.  Hasil diskusi dengan salah satu penumpang, diperoleh informasi bahwa ikan yang dibeli akan dibawa ke Sarmi dan Jayapura. Walaupun demikian  mengingat waktu tempuh yang lama (kurang lebih 2 malam) untuk sampai ke Jayapura maka diperlukan coolbox yang berukuran besar.

Persoalan ini yang tentunya juga menjadi masalah utama mengapa nelayan setampat tidak dapat menjual hasil tangkapannya sendiri ke Sarmi ataupun Jayapura. Jarak tempuh yang jauh serta keterbatasan alat transportasi menyebabkan masyarakat di Kampung Bagusa hanya dapat menjual hasil tangkapan di dalam kampung. Beberapa warga juga sempat menjual ke Kasonaweja, namun demikian diperlukan biaya bahan bakar minyak yang banyak. Hal ini menyebabkan harga jual ikan air tawar di Kasonaweja mengalami peningkatan 2 kali.




No comments: